Terlambat Masuk Barisan, Oknum Guru SMP Negeri 1 Sitolu Ori Hajar Siswa

Terlambat Masuk Barisan, Oknum Guru SMP Negeri 1 Sitolu Ori Hajar Siswa
NIAS UTARA, LIPUTANSUMUT.COM – Kasus kekerasan terhadap siswa kembali terjadi. Kali ini, menimpa seorang siswa kelas IX Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Sitolu Ori Kabupaten Nias Utara Sumatera Utara atas nama Heri Saputra Amanda Zega (15) warga Desa Hilimbosi Kecamatan Sitolu Ori Kabupaten Nias Utara. Penganiayaan itu dilakukan oleh oknum guru berinisial JZ yang merupakan Guru Tidak Tetap (GTT) di sekolah tersebut.
Informasi yang dihimpun liputansumut.com menyebutkan, kejadian ini berawal pada saat korban hendak mengikuti latihan pramuka yang dilaksanakan di lingkungan sekolah itu, Sabtu (10/09/2016) sekira pukul 15.00 WIB.
Atas kekerasan yang dilakukan oknum guru itu kepada korban, Ibu korban An. Jernia Nurhayati Manurung menjelaskan kepada wartawan bahwa anaknya telah dipukuli ketika terlambat memasuki barisan. Padahal, saat itu korban hanya terlambat beberapa menit saja karena hendak mengambil tas.
” Sungguh keterlaluan, anak saya dipukuli karena terlambat masuk barisan. Padahal anak saya terlambat karena mau mengambil tas dia. Guru itu menendang anak saya tiga kali. Tidak puas dengan itu, tak lama berselang dia juga kembali memanggil anak saya lalu menonjoknya berkali-kali,” jelas Jernia Nurhayati, Selasa (13/09/2016).
Ibu korban menyebutkan, akibat kejadian itu wajah korban lebam dan terlihat luka memar dibagian tubuhnya yang kemudian membuat korban mengalami deman tinggi. Takut terjadi apa-apa, korban terpaksa dilarikan ke rumah Sakit Swasta Wira, Jln. Gunungsitoli – Awa’ai untuk mendapatkan perawatan intensif. Setelah didiagnosa, pihak rumah sakit menyatakan bahwa korban mengalami luka dalam yang cukup serius.
Menanggapi kejadian yang menimpa anaknya tersebut, Ina Heri Zega meminta pelaku bertanggungjawab. Jika tidak, maka akan melaporkan pelaku kepada polisi.
“ Kami sangat menyayangkan tindakan oknum guru yang tidak manusiawi seperti ini. Kami mau ada keadilan atas kejadian ini Pak, ini sudah diluar batas kewajaran seorang guru dalam mendidik. Jika pelaku tidak bertanggungjawab atas keselamatan anak kami, maka kami akan melaporkan kejadian ini ke Komnas HAM dan Polisi untuk memproses kasus ini,” tegasnya.
Pantauan wartawan, hingga sampai saat ini korban masih terbaring lemas di Rumah Sakit Swasta WIRA sejak hari minggu kemarin.
Sementara itu, saat liputansumut.com melakukan konfirmasi terkait masalah ini kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Sitolu Ori Foarota Harefa, S.Pd., M.Com melalui nomor handphone miliknya di 08227741xxxx tidak aktif. Demikian juga kepada Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Sitolu Ori Firman Zega saat dilakukan konfirmasi terkait insiden ini melalui nomor handphone miliknya di 08137538xxxx tidak mengangkat. Hingga berita ini ditayangkan. (Tim)

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan