LIPUTANSUMUT.COM – Sejumlah tenaga pendidik yang berstatus Guru Honorer di Kota Padangsidimpuan mulai mengeluh, pasalnya Dana Bantuan Operasional (BOS) Sekolah tak di cairkan. Ketidak cairnya dana BOS tersebut sangat berdampak buruk terhadap Guru yang berstatus honorer dan juga terhadap perkembangan, pembangunan dan kegiatan yang akan berlangsung di sekolah.
Hal itu diungkapkan guru honorer inisial RN (28) di salah satu Sekolah Dasar Negeri di Kota Padangsidimpuan kepada liputansumut.com. Ia menjelaskan bahwa atas belum cairnya dana BOS tersebut menjadi beban buat mereka karena gaji yang diterima para guru honorer berdasarkan dana BOS, dimana dana BOS itu dikeluarkan pemerintah per 3 bulan sekali.
“Cobalah bang dana BOS itu kan setiap tiga bulan sekali baru cair, jadi kita sebagai guru honorer ini menerima gaji bulanan namun dibayar setiap tiga bulan sekali. Cair dulu dana BOS nya baru kita gajian, karena dari dana BOS itulah gaji kita,” ungkap RN dengan menggunakan nada kesal.
Ia tak lupa juga menyampaikan bahwa dirinya sudah berkeluarga dan sudah punya anak. Sementara kebutuhan sangat mendesak, namun gaji bulanan belum cair.
“Sebenarnya gaji yang kita terima itu sedikitnya, tapi kita harus bersabarlah demi pengabdian kepada Negara ini,” ucapnya.
Selain itu, RN yang mewakili guru honorer ini berharap kepada pemerintah supaya memberikan solusi serta jawaban agar dana BOS tersebut secepatnya dikeluarkan dan dapat dipergunakan.
Sementara itu, beberapa kepala sekolah di Kota Padangsidimpuan mengeluh atas belum cairnya Dana BOS tersebut dari pemerintah. Dan akibatnya para kepala sekolah di daerah itu harus mencari utang atau pinjaman untuk menutupi sejumlah keperluan sekolah.
“Saat ini siswa-siswi SD dan SMP sedang mengikuti ujian akhir semester dan sebentar lagi akan mengikuti Ujian Nasional (UN),” kata PS (56) salah satu Kepala Sekolah SD Negeri di Kota Padangsidimpuan kepada liputansumut.com. Kamis, (26/04/2018).
Ia mengaku, akibat keterlambatan keluarnya dana BOS ini untuk menutupi keperluan sekolah, tidak ada pilihan terpaksalah kita mencari pinjaman sana- sini.
“Kalaulah gaji kita satu bulan kita berikan, mana cukup untuk keperluan sekolah. Jadi cara untuk mengatasinya agar kegiatan sekolah terus berjalan, terpaksalah kita harus berkorban demi sekolah dan juga anak didik kita,” ungkapnya.
PS juga mengaku bahwa atas keterlambatan dana BOS ini sangat berdampak buruk bagi guru honorer dan sekolah.
“Karena dana BOS ini seharusnya sudah keluar pada awal bulan Maret, namun sampai saat ini hampir memasuki triwulan kedua belum juga keluar,” ucapnya.
Untuk menyikapi masalah ini, liputansumut.com melakukan konfirmasi kepada Dinas Pendidikan Kota Padangsidimpuan, namun belum bisa ditemui. (Syahrul Tanjung)
No Responses