Sumut, LS – Ribuan masyarakat karo menyambut kedatangan Panglima TNI beserta rombongan dari mabes serta Pangdam 1/BB dan PLT. Gubernur Sumatera Utara. Hujan lebat pun menguyur kawasan hutan siosar, namun tidak membuat patah semangat masyarakat siosar rapuh begitu saja. Pasalnya, dalam acara tersebut dimeriahkan dengan tor tor karo, lagu rohani serta lagu daerah karo dilokasi Kecamatan Merek, Kabupaten Tanah Karo-Sumut.
Pantauan liputansumut.com dilokasi kawasan hutan Sionar, Tampaknya Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo didampingi Plt. Gubsu H T Erry Nuradi dan Pangdam I/BB serta unsur FKPD Provinsi Sumatera Utara yang baru turun dari Helikopter, langsung kelokasi acara guna meresmikan gedung Gereja Oiekumene Bahtera Kasih (GBKP, GBI, GPDI, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, GJAI) dan Mesjid Al-Hikmah direlokasi pengungsian erupsi Sinabung di Desa Siosar, Kecamatan Merek Kabupaten Karo, Rabu (27/04/2016).
Saat liputansumut.com mewawancarai anak SMK GBKP, atas nama Simon Tarigan mengatakan dirinya sangat bangga melihat kinerja Presiden Jokowi dan Panglima TNI. Pasalnya, pasca letusan gunung merapi tahun 2013 yang lalu. Dimana perhatian mereka terhadap bangsa ini dan terutama bagi masyarakat karo sangat tidak bisa terlupakan.
” Atas jasa mereka dan terutama bagi Pangdam I/BB. Dimana beliau selaku panitia dan dibantu oleh unsur Muspida yang menyediakan tenda dan makanan buat masyarakat yang hadir di acara ini beserta pentas musik sangat patut diapresiasikan dan para Kodim 02/05 Tanah Karo dan Korem 02/03 Kawal Samudra yang mengawal kelancaran dan jalannya acara serta keamanan dikawasan hutan siosar ini,” ujarnya.
Adapun yang menjadi agenda kegiatan tersebut yakni peresmian rumah ibadah diikuti kata sambutan dan penanda tanganan prasasti beserta penanaman pohon dilokasi kawasan hutan siosar.
Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan gedung gereja Oikumene Bahtera Kasih dan mesjid Al Hikmah yang dibangun secara swadaya itu diharapkan menjadi perekat kehidupan sosial kemasyarakatan di Siosar.
“ Gereja dan Mesjid adalah lambang kebaikan, kasih Tuhan, semoga dapat memberi semagat bagi warga agar bisa membangun dan memberi kehidupan yang lebih indah dari sebelumnya,” ucap Panglima TNI.
Gatot menjelaskan, Presiden Joko Widodo begitu dilantik langsung datang ke Kabupaten Karo untuk menyaksikan langsung dampak Erupsi Gunung Sinabung. Berdasarkan laporan bahwa erupsi berkepanjangan, maka Presiden memutuskan untuk membangun relokasi, kemudian memerintahkan TNI.
“ Seminggu kemudian, saya kemari dan berkoordinasi. Tempat ini ditentukan bersama-sama dan merupakan yang terbaik dari berbagai alternatif. Saya senang, saat ini semua pengungsi yang hadir disini sudah bisa tersenyum,” ujarnya.
Sementara Plt. Gubsu menjelaskan relokasi Siosar adalah relokasi tahap I yang telah diupayakan TNI bersama pemerintah untuk 370 KK dari tiga desa, yakni Simacem Berkerah dan Sukameriah. Masyarakat korban juga diberikan lahan pertanian untuk menompang kehidupan agar kembali bangkit secara mandiri dalam menjalankan aktivitas sosial ekonomi maupun budaya.
“ Pemerintah juga memberikan bantuan percepatan relokasi guna mendukung infrastruktur dan supratruktur sosial dan ekonomi terus dipacu melalui bantuan rumah ibadah, kantor desa, balai desa, jambur, dapur, kamar mandi, gapura, drainase, jalan tersier, penambahan energy listrik, jalan usaha tani ke lokasi lahan pertanian, pustu, sekolah, terminal, land clearing TPU dan bantuan saprodi,” Papar Plt Gubsu.
Dikatakannya, tujuan pembangunan pasca bencana untuk memulihkan kembali kehidupan masyarakat yang sudah terpuruk untuk bangkit kembali dari sisi aspek sosial, ekonomi maupun budaya. Oleh karena itu, Plt Gubsu menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk menempati rumahnya dan melaksanakan aktivitas seperti biasanya.
Menurutnya, pembangunan rumah ibadah seperti gereja dan mesjid penting karena bukan hanya menjadi tempat ibadah namun juga fungsi sosial kemasyarakatan bagi sesama pemeluk dan memupuk toleransi.
Diharapkannya, agar para pemeluk agama yang berbeda-beda dapat menjalin hubungan dalam kegiatan sosial dan ekonomi sehingga pemulihan kehidupan seluruh masyarakat relokasi Sosar mampu tumbuh dan berkembang dengan cepat mengejar ketertinggalan dengan desa-desa lainnya.
” Bencana erupsi Gunung Sinabung sudah berlangsung lebih 5 tahun sejak erupsi pertama tahun 2010 lalu. Erupsi pada tahun 2010 berlangsung sebulan, dalam kurun waktu 3 tahun jeda, pada bulan September 2013 Gunung Sinabung kembali bergolak yang mengharuskan masyarakat berada dalam pengungsian selama 2 tahun 8 bulan. Sementara itu, intensitas dan frekuensi erupsi gunung SInabung yang terus bergolak mengakibatkan masyarakat sebanyak 9.322 jiwa masih berada di Sembilan titik Pospengungsian sampai saat ini,” terangnya.
Dalam kegiatan tersebut, Bupati Karo, Terkelin Brahmana juga menjelaskan, pihaknya diberi tengah waktu hingga bulan Juni 2016 untuk menyiapkan relokasi tahap II bagi 1.680 kk dari empat desa. Dan berbeda dengan relokasi tahap pertama di Siosar, untuk relokasi tahap kedua dilakukan secara mandiri dan pemerintah tidak lagi menyiapkan lahan.
Terkelin Brahmana menjelaskan, izin pembukaan lahan hutan untuk relokasi tahap dua tidak keluar, maka diputuskan masyarakat secara berkelompok mencari sendiri areal untuk pembangunan rumah dan ladang. Sedangkan fasilitas umum pendukung perumahan nantinya disiapkan pemerintah.
Terkelin menyampaikan, 1.682 kk asal Desa Guru Kinayan, Berastepu, Durintonggal dan Gamber akan mendapatkan alokasi Rp 110 juta per kepala keluarga yang terdiri atas Rp 59,4 juta untuk penyedian tanah dan pembangunan rumah dan Rp.50,6 juta untuk lahan pertanian.
Hadir dalam acara tersebut Pangdam I/BB Mayjend Lodewyk Pusung, Kapolda Sumut, Irjen Raden Budi WInarso, Bupati Karo Terkelin Brahmana, Dan Lanud Soewondo Kol (PNB) Arifien Syahrir, Dan Lantamal Belawan Kol Widodo Dwi Purwanto, ribuan masyarakat pengungsi dan masyarakat Karo umumnya serta Mayor Lisbeth Manurung yang turut membantu jalannya peliputan para awak media Unit Kodam 1/BB. (Red)
No Responses