Keberhasilan Drs. Soeroso Memimpi SLB-E Patut Ditiru

Keberhasilan Drs. Soeroso Memimpi SLB-E Patut Ditiru

Medan, LS – Penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas dan erat dengan keberhasilan peningkatan kompetensi dan profesionalisme Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK). Tanpa mengabaikan faktor-faktor lainnya seperti sarana dan prasarana serta pembiayaan.

Kepala sekolah adalah merupakan salah satu PTK yang posisinya memegang peran yang sangat signifikan dan strategis dalam meningkatkan profesionalisme guru dan mutu pendidikan di sekolah.

Keberhasilan sebuah lembaga pendidikan sangat ditentukan oleh peran kepemimpinan kepala sekolah. Seperti halnya yang dialami Soeroso didalam kepemimpinanya disekolah SLB-E. Karena menurutnya, kepala sekolah itu sebagai pemimpin dilembaganya, maka kepala sekolah itu harus mampu membawa lembaga kearah tercapainya tujuan yang telah ditentukan. Kepala sekolah harus mampu melihat adanya perubahan terhadap regulasi pendidikan dan kehidupan globalisasi.

Kepemimpinan kepala sekolah sangat menunjang akan tercapainya pengelolaan sekolah yang efektif dan efisien. Untuk menciptakan sekolah yang efektif dan efisien, kepala sekolah sebagai manajer pendidikan di tingkatan sekolah dan ujung tombak utama dalam mengelola pendidikan dan diharapkan mampu memegang tugas dan bertanggung jawab peran aktif dalam memajukan sekolah /lembaga pendidikan.

Seperti halnya kinerja yang dilakukan oleh Kepala Sekolah SLB-E, Drs. Soeroso yang dijumpain liputansumut.com. Senin, (21/03/2016) bahwasanya kepemimpinanya didalam menjalankan roda organisasi, dirinya mengutarakan sejarah SLB-E.

” Ini merupakan bagian dari usaha bentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) SLB-E Negeri Pembina Tingkat Provinsi yang beralamat di Jalan Karya Ujung, Medan. Dan dibangun pada era Pelita lll, berdiri diatas areal tanah seluas 2,5 Ha dan diresmikan penggunaannya pada tanggal 14 Maret 1986 oleh Bapak Dirjen Dikdasmen,” jelasnya.

Unit Pelaksana Teknis SLB-E Negeri, pembina ini dalam proses pendidikan diperuntukkan bagi anak yang memerlukan pendidikan khusus meliputi kelainan tuna rungu wicara dan terbelakang mental.

” Sekolah ini mulai efektif belajar pada tahun pelajaran 1983/1984 yang diawali dulunya 5 murid serta 2 tenaga pendidik dengan ruang belajar 2 kelas 1 tata usaha, ruang guru dan kepala sekolah. Namun,  sekarang makin bertambah dan dilengkapi fasilitas penunjang yang memadai bagi siswa/i dan guru-guru yang mempunyai kualitas didalam memberikan arah belajar yang baik dan mendidik,” ujarnya.

Oleh karna itu, Unit Pelaksana Teknis SLB-E Negeri Pembina Tingkat Provinsi pada tahun 1986, memiliki peran ganda dalam penyelenggaraan pendidikan :

1. Menyelenggarakan pendidikan bagi siswa yang memiliki kekurangan dalam intelektual dan mental.

2. Menyelenggarakan beberapa keterampilan.

Ditambahkannya, bahwa Unit Pelaksana Teknis SLB-E Negeri Pembina ini berbenah terus menerus dan berkat ridho Tuhan Yang Maha Esa dan perhatian pemerintah daerah mapun pusat, baik yang terkait ataupun tidak terkait sehingga SLB-E ini berkembang dalam melayani pendidikan, sehingga sekarang ada tingkat persiapan (TKLB), dasar (SDLB), lanjutan (SMPLB & SMALB) bahkan mempunyai Pusat Keterampilan/ work shop untuk keterampilan tata boga, tata busana, pertamanan, perikanan, otomotif, pengelasan, perkayuan, pavin blok dan Information Conmunication Technology (ICT) serta keterampilan musik dllnya.

Sedangkan Unit Pelaksana Teknis SLB-E Negeri Pembina mencoba membuka diri untuk mengakses keberadaan dan kegiatan sekolah keseluruh wilayah yang ada di Inodesia. Disamping itu, kami akan mencari informasi berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan khususnya bagi SLB-E Negeri Pembina dan SLB lainnya yang ada di Propinsi Sumatera Utara melalui Unsur pelaksana akademik dan pendukung.

Sementara itu Unit Pelaksana Teknis SLB-E Negeri Pembina Tingkat Propinsi Sumatera Utara memiliki 4 jenis tingkatan sekolah meliputi TKLB, SDLB, SMPLB, dan SMALB dan beberapa bentuk layanan pendidikan yang seiring dengan kemajuan iptek dan kebutuhan zaman.

Soeroso mengatakan, dirinya akan mengedepankan kebutuhan bagi masyarakat yang mempunyai latar belakang pengetahuan mental yang terbatas. Sehingga bisa dididik sedemikian mungkin supaya bisa mengikuti arus zaman dan tidak tersisih dari lingkungannya. (red/DS)

 

 

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan