Pasar Keuangan Diperkirakan Berfluktuasi Ringan

Pasar Keuangan Diperkirakan Berfluktuasi Ringan

TOPNUSANTARA.com – Pengamat Ekonomi Sumatera Utara (Sumut) Gunawan Benjamin menuturkan, pekan ini tekanan eksternal diyakini tidak akan begitu menggangu kinerja mata uang Rupiah maupun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

“Mengingat sejumlah kinerja pasar keuangan global pasca kenaikan bunga acuan Bank Sentral AS atau The FED, tidak lantas membuat sejumlah bursa di Negara besar mengalami tekanan yang signifikan di akhir pekan,” kata Gunawan, Senin (20/6/2022).

Dijelaskannya, pelaku pasar saat ini lebih disibukan dengan ekspektasi bagaimana nantinya resesi akan datang. “Sejauh ini saya melihat potensi resesi ekonomi global datang lebih cepat di kuartal keempat 2022 terbuka. Dan resesi ini yang masih menghantui kinerja pasar keuangan dalam jangka waktu yang lebih lama,” ungkapnya.

Sementara itu, di pekan ini, Bank Indonesia dijadwalkan akan memutuskan besaran bunga acuannya. “Saya menilai di pertengahan pekan nanti BI berpeluang lebih besar untuk tetap menahan besaran bunga acuannya. Data menunjukan kalau pasca kenaikan bunga acuan Bank Sentral AS atau The FED, Rupiah dan IHSG masih melemah secara terbatas,” jelasnya.

Ditambahkannya, meskipun inflasi nasional sejauh ini masih diatas 4% secara year on year, tetapi dampak dari kenaikan bunga acuan di AS untuk saat ini belum menjadi ancaman yang besar.

Sejauh ini, kebijakan kenaikan bunga acuan The FED tersebut, ditambah dengan langkah yang sama dilakukan oleh 50 negara lainnya, belum saatnya diikuti oleh BI, dan bukan merupakan serangkaian kebijakan exit strategy berbarengan dengan Negara lain yang perlu ditindak lanjuti.

“Toh pada dasarnya Indonesia sejauh ini masih membukukan kinerja pertumbuhan ekonomi positif. Masih jauh dari potensi resesi, dan lebih terlihat akan mengalami stagflasi dibandingkan dengan resesi. Sementara itu, Negara lain termasuk AS juga tidak baik-baik amat ekonominya. AS beserta sejumlah Negara besar lainnya justru tengah berhadapan dengan ancaman resesi,” ujarnya

Jadi menurut Dosen UISU ini mengatakan belum saatnya suku bunga dinaikkan. Kita masih membutuhkan pertumbuhan ekonomi yang ditopang dengan kebijakan suku bunga rendah.

“Kontrol pengendalian stabilitas ekonomi makro saat ini sebaiknya lebih banyak ditopang dari sisi pengelolaan APBN (fiskal), ketimbang menaikkan bunga acuan BI 7 Days Repo Rate,” pungkasnya.

Sementara itu, baik IHSG dan Rupiah di pekan ini akan berfluktuasi rengan, meskipun dengan kecenderungan turun. Pelaku pasar akan terus memantau langkah Bank Indonesia di pekan ini. (r)

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan