Batam, LS – Dikabarkan puluhan mahasiswa/i yang disekolahkan oleh Pemda Kabupaten Nias Selatan (Nisel), Provinsi Sumatera Utara (Sumut) di Universitas Batam (Uniba) angkatan 2014 dan 2015 terancam putus di tengah jalan.
Karena, biaya kuliah mereka yang dibebankan pada APBD oleh Pemkab Nisel mengalami penunggakan pembayaran kepada pihak Uniba.
Uang saku bagi mahasiwa juga tidak diberikan oleh Pemkab Nisel.
Beberapa orang tua mahasiswa mengatakan, Pemda Nisel sebelumnya telah menjajikan kepada mereka bahwa anak-anak mereka yang terpilih sekolah di Uniba adalah tidak dibebankan apapun alias gratis, mulai dari belanja setiap hari sampai uang kuliah selama mereka kuliah hingga selesai dan memperoleh ijazah di Yayasan Griya Husada tersebut.
” Awalnya dijanjikan kepada kami gratis. Setelah kami telisik dan anak-anak kami rasakan, mereka telah diberikan surat pemberitahuan oleh pihak kampus bahwa uang kuliah dan biaya yang timbul sudah terjadi penunggakan oleh Pemda Nisel. Artinya kami orang tua jadi pusing memikirkan hal ini. Bukan perkara kecil, tapi perkaranya sangat besar,” ucap sala satu orang tua yang meminta namanya tidak dipublikasikan kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Rata-rata mahasiswa Kabupaten Nisel yang kuliah mengambil jurusan yang berbiaya mahal seperti kedokteran, perawat, dan kebidanan plus.
Ditambah lagi biaya asrama yang terhitung mahal.
” Kami memohon kepada media untuk mengangkat aspirasi kami para orang tua. Agar Pemda Nias Selatan bertanggung jawab atas nasib anak kami yang telah dijanjikan. Biar dibaca sampai ke pusat betapa perih janji manis yang tidak ditepati,” harap orang tua mahasiswa tersebut.
Karena itulah, dua anggota Komisi B DPRD Kabupaten Nias Selatan sudah menggelar kunjungan kerja (Kunker) langsung ke Uniba di Batam pada Jumat (05/06/2016). Mereka adalah Yurisman Laia, dan Kariaman Maduwu. Dua legislator itu menemui Uniba.
Kedatangan mereka diterima langsung oleh Rektor Uniba Prof Dr Ir Novirman Jamarun Msc.
Kariaman Maduwu saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (07/02/2016) sore mengatakan, setelah mereka menemui Rektor Uniba, pihak Uniba telah mengeluarkan surat tunggakan kepada mahasiswa perihal pemberitahuan penunggakan pembayaran biaya kuliah plus biaya asrama.
” Maka dari itu kami lakukan pengecekan langsung memang benar informasi yang muncul selama ini di media. Kami beritahu bahwa di Uniba ada dua angkatan mahasiwa asal Kabupaten Nisel. Pertama angkatan 2014 jumlahnya 27 mahasiswa. Kedua angkatan 2015 jumlah 5 orang. Mereka di kedokteran, kebidanan dan keperawatan. Dan kami sangat kasihan ketika itu, karena dari sekian mahasiswa menyampaikan kepada kami bahwa biaya kuliah dan juga biaya hidup belum dibayarkan oleh Pemda Nisel Akhirnya hampir saja dikeluarkan pihak kampus,” jelas Kariaman.
Ditambahkannya, khusus 27 mahasiswa angkatan 2014, biaya kuliah mereka baru dibayarkan sebagian pada tanggal 2 Februari 2016 lalu. Sedangkan untuk 5 mahasiswa angkatan 2015 sampai saat ini masih belum dibayarkan sama sekali oleh Pemkab Nisel.
” Tidak sedikit biaya ke lima mahasiswa angkatan 2015 ini. Angka tunggakan itu mencapai sekitar Rp 1,2 miliar atau rata-rata lebih Rp 200 jutaan per mahasiswa,”. Katanya.
Kariaman pun merasa heran atas tunggakan itu. Karena kata dia, anggaran yang sudah dibahas selama 2014 dan 2015 sudah kelar saat pembahasan antara Pemda dengan Instansinya.
Sumber: batam.tribunnews.com
Related Posts
Jual Sabu 1 Kg ke Polisi, Hakim Vonis Obama 14 Tahun Penjara
Pengadilan Tinggi Riau Perintahkan Agar Mantan Kades Seberida Segera Ditahan
Dirkrimum Poldasu Diganti, Kombes Sumaryono Ditarik ke Mabes Polri
Wakil Ketua PN Medan Bakal Jadi Hakim Tinggi PT Makassar
4 Calon Pekerja Migran Ilegal Digagalkan Polisi di Sumut
No Responses