Harga Cabai Merah Mahal, Gubsu: Sedang Kita Diskusikan Ini

Harga Cabai Merah Mahal, Gubsu: Sedang Kita Diskusikan Ini

TOPNUSANTARA.com – Menanggapi mahalnya harga cabai merah di Kota Medan dan wilayah lainnnya di Sumatera Utara (Sumut). Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengaku telah mengumpulkan para kepala dinas untuk melakukan langkah penyerapan.

“Inflasi kita melejit 4,6% kalau inflasi naik harga seperti itu. Padahal seharusnya inflasi kita direntang 3% saja. Jadi mengenai ini saya sudah diskusi terus mengenai ini ke Bank Indonesia (BI). Juga mengumpulkan seluruh kepala dinas megenai persoalan ini. Maka harus dicari tahu apa sebab kenaikan harga ini,” katanya pada wartawan saat dikonfirmasi mengenai mahalnya cabai merah yang saat ini berada di harga hampir Rp100 ribu per kg, Senin (13/6/2022).

Untuk itu, Edy berharap agar penyerapan APBD/APBN ini harus diprioritaskan. Selain penyerapan yang harus diprioritaskan, tahapan kedua yakni investasi ini yang harus dilakukan.

“Dengan kita baru siap covid sama dengan negara-negara lain maka untuk melakukan investasi sangat kecil. Sehingga terjadi inflasi. Maka inilah pengaruh inflasi yang barus kita pikirkan sama-sama. Jadi masih terus kita pelajari,” terangnya.

Seperti diketahui, sudah sepekan lebih harga cabai merah semakin naik di Kota Medan. Hari ini harga komoditas ini sudah tembus Rp90.000 per kg dari harga lima hari lalu yang masih Rp68.000 per kg.

Harga ini menjadi harga yang tertinggi di tahun 2022. Kenaikan ini masih dengan alasan stok yang minim atau kekurangan stok di daerah sentra terutama salah satunya dari Pulau Jawa.

Dikatakan Sadrak, salah satu pedagang cabai merah di Pusat Pasar Medan, akibat mahalnya harga cabai merah ini biasanya Ia mengambil stok hingga 50 kg kini turun hanya Rp10 kg saja.

“Mahal gini gak berani kita ambil banyak kek biasa. Ini aja takut-takut kami ambil 10 kg. Susah jualnya karena untuk modal aja udah mahal Rp86.000 per kg,” keluh Sadrak, Senin (13/6/2022).

Menurutnya harga ini semakin mahal karena stok biasanya dari Pulau Jawa membanjiri. Namun karena disana juga tak ada panen berimbas juga di Sumut. (r)

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan