TOPNUSANTARA.COM – Wiko Sapta, seorang Wartawan Senior di Kota Medan. Kali ini, saya berdiri disudut netral. Berada diposisi tidak ingin membela siapapun. Tak memojokkan siapapun. Mulai dari Kapolrestabes Medan maupun anggotanya.
Terspesial anak buahnya yang kini duduk di kursi pesakitan lantaran didakwa menggelapkan barang bukti uang miliaran rupiah. Uang hasil transaksi narkoba. Mereka (anak buah) masih berproses mempertanggungjawabkan perbuatannya itu. Sampai disini, mereka salah. Makanya saya tidak membela mereka.
Selain berproses pidana, mereka; Toto, Matredy, Rikardo, Dudi Efni dan 1 personel lagi saya lupa namanya, juga terancam dipecat. Melepas seragam kehormatannya secara tidak hormat. Merelakan jabatan, pangkat, pengaruh, gaji pokok, tunjangan dan remonerasi yang lazim didapat polisi.
Kelimanya kini terpuruk. Jatuh terjerembab lantaran nafsu. Menyesali apa yang mereka tuai dari balik jeruji besi.
Pun Kapolrestabes Medan. Sama saja downnya. Karena dari rangkaian kasus yang melilit anak buahnya itu, namanya terseret. Dituduh menerima suap dari hasil narkoba itu. Suap itu dikonversi menjadi 1 unit sepeda motor. Dihadiahkan buat aparat berprestasi.
Ceritanya melanglangbuana. Merantau dari satu template media online ke media daring lain. Saban hari kabarnya ada saja. Sampai akhirnya viral di sosial media.
Begimana tidak. Kapolri, Kadiv Propam Mabes, Kapolda, Kompolnas sampai legislator pusat, cuap-cuap. Tiada hari tanpa mengomentari kabar suap ini.
Bicara soal viral tentang polisi ini, saya jadi teringat kejadian setahun lalu. November silam. Ketika pandemi mulai melandai. Saat varian Omicron belum bertandang ke Indonesia.
Kalian pasti masih ingat viral video istri Kapolres Tebing Tinggi yang pamer uang arisan di aplikasi Tiktok. Videonya direkam oleh sang staff.
“Ada rekaman memegang uang pada saat arisan yang rutin dilakukan di Polres Tebing. Namun video dan foto itu diupload oleh staff-nya ke akun sosial medianya dan itu menjadi viral,” kata Kapolda Sumut Irjen Pol Panca Putra Simanjuntak, kala itu.
Panca bersikap tegas. Tak lama setelah viral, Kapolres dicopot. Digeser ke Yanma Poldasu. Meski yang mengupload foto dan video bukan istri Kapolres Tebing Tinggi langsung, namun polisi tak pakai gigi atrek. Sanksi pelanggaran ditegakkan. Karena ada perintah Kapolri yang diterobos.
Apa itu? Kapolri tidak memperbolehkan jajarannya menunjukkan gambar-gambar yang menampilkan hedonisme. Terkait dengan harta benda meskipun itu bukan uang miliknya.
Kapolres Labuhan Batu juga senasib. Melepas jabatannya secara preumateur lantaran menunggangi motor gede. Berstatus diperiksa dan evaluasi jabatan. Pun itu lantaran diupload disosmed. Viral! Sialnya, pencopotannya seminggu setelah saya bertandang ke Kota Rantau Prapat, Labuhan Batu. Miris ah.
Nah apakah Kapolrestabes Medan juga akan alami hal sama? Dicopot karena juga viral dituduh terima suap. Meski itu belum tentu betul.
Saya tak ingin membela siapapun. Tak ke blok manapun. Tunggu saja akhir babaknya. Agar tidak berandai-andai. (red)
Related Posts
DPRD Minta Polda Sumut Transparan ke Publik Soal Penggerebekan THM di Kota Medan
Kadis UKM : Banyak THM tidak Miliki Izin Jual Minuman Beralkohol di Kota Medan
Owner : Pelayanan Kepada Pengunjung di Otw Cafe Selalu Kita Buat Istimewa dan Happy
Polda Sumut Gerebek Tempat Pembuatan Video Pornografi
DPRD Medan Akan Jadwalkan Ulang Panggil Pihak Grand Station KTV
No Responses