Keluarga Naimah Sarumpaet Korban Banjir Bandang di Kota Padangsidimpuan Butuh Perhatian dari Pemerintah

Keluarga Naimah Sarumpaet Korban Banjir Bandang di Kota Padangsidimpuan Butuh Perhatian dari Pemerintah

LIPUTANSUMUT.COM – Tragedi Banjir bandang di Kota Padangsidimpuan pada hari Minggu 26 Maret 2017 lalu adalah peristiwa yang sangat memilukan bagi warga Kota Padangsidimpuan. Pasalnya, dalam kejadian tersebut mengakibatkan kerugiaan harta benda, bahkan sampai menimbulkan korban jiwa. Salah satunya adalah Naimah Sarumpaet siswi Kelas 2 SMP Negeri 9 Padangsidimpuan Hutaimbaru ini harus kehilangan kedua orangtuanya dan juga kedua adiknya. Untuk meringankan beban keluarga Naimah, pihak pemerintah Kota Padangsidimpuan berjanji saat itu akan memberikan bantuan biaya pendidikan Naimah. Namun, sampai saat ini Naimah belum juga mendapatkan bantuan tersebut dari pemerintah setempat. Dimana Naimah sekarang ini tinggal bersama Pamannya bernama Saparuddin Harahap.

Saparuddin mengatakan bahwa semenjak peristiwa banjir bandang tersebut Naimah tinggal bersama dirinya karena masih ada hubungan keluarga. Dan Saparuddinlah yang menanggung semua biaya sekolah Naimah hingga saat ini. Padahal semenjak peristiwa banjir bandang tersebut para relawan dan simpatisan banyak yang datang memberikan bantuan serta sumbangan baik secara moril dan juga materil. Selain itu, tidak lupa juga pemerintah Kota Padangsidimpuan turut memberikan bantuan dan berjanji akan membiayai pendidikan Naimah sampai jenjang keperguruan tinggi. Akan tetapi, sampai saat ini bentuk perhatian tersebut belum juga didapatkan oleh Naimah.

“Saya sedih melihat Naimah Pak karena dia masih berusia 13 tahun dan pada saat kejadian itu, ia masih duduk di bangku kelas satu SMP. Setelah kajdian itu, dia terus melanjutkan pendidikannya walaupun kedua orangtuanya sudah tiada lagi. Kedepan, saya hanya mampu membiayai sekolah Naimah sampai tingkat SMA saja karena keterbatasan ekonomi. Padahal waktu itu saya sangat berterima kasih bahwa pihak Pemerintah Kota Padangsidimpuan akan membantu biaya pendidikan Naimah, namun sampai saat ini belum ada kepastian bantuan tersebut,” kata Saparuddin kepada liputansumut.com dengan berlinang air mata, saat dijumpai di kediamannya di Desa Simapil-apil Padangsidimpuan Hutaimbaru, Kamis, (29/03/2018).

Ia menjelaskan bahwa Naimah adalah anak ke 3 dari 5 bersaudara dan kedua adiknya tewas akibat banjir bandang tersebut pada hari Minggu 26 Maret 2017 lalu. Almarhum kedua orangtuanya adalah seorang petani, ayahnya bernama Saikum Sarumpaet (48), Ibunya bernama Sariana Situmorang (47), kedua adiknya bernama Sakinah (10) dan yang bungsu bernama Ropiah (8).

Sementara itu, saat menjumpai Naimah di sekolahnya SMP Negeri 9 Padangsidimpuan Hutaimbaru, teman-temannya dan Guru mengatakan bahwa Naimah adalah siswa yang baik, penurut, rajin dan pintar. Selain itu, Naimah juga disekolah ini mendapatkan 10 besar dengan peringkat kelas rangking ke 8. Saat di tanya cita-citanya, Naimah mengatakan ingin bercita-cita jadi seorang Bidan.

“Kalau saya sudah besar nanti Pak, ingin bercita-cita jadi seorang Bidan, biar saya bisa membantu dan menolong orang yang sakit dan bisa membuat bangga kedua orang tua walaupun Ayah dan Ibu sudah tidak ada lagi,” ucap Naimah terseduh, saat diwawancarai liputansumut.com, Kamis (29/03/2018).

Sekarang Naimah menjadi Yatim Piatu karena ditinggalkan oleh orang yang ia sayangi dan di cintainya. Dimana Ayah, Ibu dan kedua adiknya menjadi korban Banjir Bandang atas penebangan hutan liar oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Dan di harapkan agar Pemerintah Kota Padangsidimpuan mengambil sikap dan memberikan perhatian khusus serta bantuan kepada Naimah serta korban banjir lainnya. (Syahrul Tanjung)

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan