Mantap! 6,9 Miliar Anggaran DAU di Disbudparpora Nias Utara tidak tepat Sasaran 

Mantap! 6,9 Miliar Anggaran DAU di Disbudparpora Nias Utara tidak tepat Sasaran 

LIPUTANSUMUT.COM – Sungguh luar biasa, sekitar 6,9 miliar Dana Alokasi Umum (DAU) Kabupaten Nias Utara TA. 2016 lalu, di Dinas Kebudayaan Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) disinyalir sarat korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) dan ajang penghamburan keuangan negara.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) LPP -Tipikor Nias Utara, Yason Harefa beberapa waktu lalu kepada liputansumut.com. Ia menjelaskan, ada 59 paket fisik dan nonfisik pembangunan sarana olahraga, lapangan bola volly, badminton, futsal renovasi lapangan bola kaki, pengadaan drum band, dan renovasi lapangan tenis hampir tidak bermanfaat.

” Setelah tim kami melakukan investigasi, pembangunan lapangan volly dengan anggaran 50 juta per-paket, tidak masuk logika alias terlalu besar anggarannya, begitu juga renovasi lapangan bola kaki yang mencapai anggarannya 150 juta, hanya terlihat tiang gawang yang ditumbuhi oleh rumput saat ini,” bebernya.

Selain itu, katanya, peluncuran dan jasa konsultasi identifikasi situs budaya Nias Utara yang menguras uang negara hingga Rp 300 juta dan jasa konsultasi Riparda Rp 400 juta dinilai terlalu mengada-ada karena tujuannya hanya sekadar dokumentasi.

Sebelumnya, Kadisbudparpora Kabupaten Nias Utara, Toloni Waruwu membantah tudingan LPP- Tipikor tersebut di salah satu media. Pengadaan sejumlah paket, katanya, sudah melalui proses. ” Soal identifikasi situs budaya telah didatangkan ahli dari UGM, demikian juga Riparda. Namun anggaran pada kegiatan dan jumlah tim ahli termasuk honorariumnya tidak dirinci saat diminta kepada beliau untuk di perjelaskan. “Konsultan yang lebih tahu,” ungkapnya.

Kemudian beberapa wartawan dan LSM yang mencoba melakukan klarifikasi terkait bantahan Toloni Waruwu tersebut sebagai pengguna anggaran, Selasa (07/03 /2017). Dan setelah sampai di kantor Disbudparpora Kabupaten Nias Utara, langsung menyampaikan kepada honorer yang bertugas di kantor tesebut agar menyampaikan kepada Toloni Waruwu bahwa ada wartawan yang mau melakukan konfirmasi. Selanjutnya honorer tersebut mengungkapkan, ” sudah saya sampaikan dengan Bapak Kadis, dan jawaban beliau iya sebentar lagi kami sedang rapat serahterima jabatan yang baru di lantik kemarin,” ucap honorer tersebut.

Setelah beberapa waktu wartawan menunggu hingga sore hari, tiba-tiba usai rapat mereka selesai, Toloni Waruwu menghilang dengan alasan ketika di tanya stafnya ke kamar mandi sebentar, eh malah beliau lewat dari pintu belakang untuk kabur.

” Tadi kata Bapak ke kamar mandi sebentar,” jelas Staf yang tak mau menyebutkan namanya itu.

Dan patut diduga bahwa anggaran yang 6,9 Miliar tersebut tidak tepat sasaran. Maka diminta kepada pihak penegak hukum agar melakukan audit di beberapa lokasi pembangunan diatas. Jika ada yang menjadi temuan atau kerugian negara, di harapkan agar dapat di pertanggung jawabkan baik secara administrasi maupun secara hukum yang berlaku di NKRI ini. (Febeanus Zalukhu)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan