Kampus STIE di Segel, Mahasiswa Minta Yaperti Nias Dikelola 3 Kabupaten dan Pemko Gusit

Kampus STIE di Segel, Mahasiswa Minta Yaperti Nias Dikelola 3 Kabupaten dan Pemko Gusit

Gunungsitoli, liputansumut.com – Pada hari Senin, (13/06/2016) sekira pukul 09.00 Wib, masyarakat memaksa dan menerobos masuk di halaman Kampus STIE dengan melakukan penanaman Pohon Pisang. Sebelumnya, kejadian tersebut pernah dilakukan oleh masyarakat pada bulan maret sampai bulan mei yang lalu. Namun, kejadian kali ini berlangsung dari pagi hingga sampai sore. Dan masyarakat terus memaksa untuk menanam pohon pisang serta menancapkan beberapa segel papan yang bertuliskan “TANAH INI MILIK MASYARAKAT KUHP 551 & PEMERINTAH MERAMPAS TANAH RAKYAT”.

Pada waktu yang sama juga, Civitas Akademika sedang bersiap-siap menunggu Tim Asesor dari BAN-PT dalam rangka Re-Akreditasi Jurusan Akuntansi D3. Dengan persiapan matang dalam penyambutan TIM Asesor tersebut, malah membuat kegaduhan antara Mahasiswa dan Dosen karena kondisi yang tidak kondusif akibat kejadian hari ini. Dan Kejadian tersebut mengakibatkan proses pembelajaran terganggu serta Re-akreditas D-3 akuntansi terancam gagal.

Ketua Majelis Perwakilan Mahasiswa (KMPM), Jernih Lahagu menyampaikan bahwa dia sangat menyesalkan atas ketidak tegasnya Yayasan Perguruan Tinggi-Nias dalam menyelesaikan sengketa lahan ini.

” Kemarin kita sudah sampaikan ke Pak Wakil Bupati Nias persoalan ini harus dituntaskan. Namun, mereka tidak serius menanggapinya,” ungkap Jernih Lahagu.

Dijelaskannya, dari beberapa kejadian di dua perguruan tinggi di bawah Yayasan Perguruan Tinggi yakni, IKIP dan STIE PEMBNAS belakangan ini, membuktikan bahwa pemerintah Kabupaten Nias tidak mampu mengelola Yayasan Perguruan Tinggi-Nias tersebut dengan baik.

” Pemkab Kabupaten Nias, harus jujur jika tak mampu mengelola Yaperti Nias ini. Kan bisa bareng-bareng ngurusnya dengan Pemko Gunungsitoli dan dua lagi Kabupaten lain yaitu Nias Barat sama Nias Utara. Tak perlu sok seperti begini, yang dirugikan dalam masalah inikan mahasiswa/i nya”, kata Jernih Lahagu kesal.

Pantauan wartawan dilokasi, pihak Polres Nias telah berusaha melakukan mediasi. Namun, tidak menemukan hasilnya. Sedangkan Ketua STIE tidak terlihat dilokasi termasuk pihak Yaperti. Pasalnya, para petinggi sedang sibuk di kegiatan Syukuran di Pendopo Bupati Nias.

Setelah debat seharian, jelang pukul 16.00 Wib, pihak lembaga, polisi dan mahasiswa membubarkan diri tanpa ada keputusan yang jelas. (Kris)

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan